Cara Mememahami Standar Sarung Tangan Safety

Author
Elizabeth Sarah
Sarung tangan safety adalah salah satu alat pelindung diri (APD) yang sangat penting untuk melindungi pekerja dari berbagai risiko cedera tangan di tempat kerja. Namun, memilih sarung tangan yang tepat memerlukan pemahaman terhadap standar internasional seperti EN 388 dan ANSI/ISEA 105-2016. Artikel ini akan membahas cara memahami standar tersebut agar Anda dapat memilih sarung tangan safety yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan Anda. Mari simak bagian selanjutnya!
Apa Itu Standar Sarung Tangan Keselamatan?
Standar keselamatan sarung tangan adalah pedoman yang dirancang untuk mengukur dan mengklasifikasikan tingkat perlindungan yang diberikan oleh sarung tangan terhadap berbagai risiko, seperti potongan, tusukan, abrasi, dan robekan. Dua standar yang paling umum digunakan adalah:
- ANSI/ISEA 105-2016 yang dibuat oleh negara Amerika Serikat
- EN 388 yang dibuat oleh negara Eropa
Standar ANSI/ISEA 105-2016
Standar ini mengukur ketahanan sarung tangan terhadap potongan menggunakan metode uji ASTM F2992-15. Tingkat perlindungan diklasifikasikan dari A1 hingga A9, di mana levelnya semakin tinggi, semakin kuat ketahanan sarung tangan terhadap potongan.
Panduan Tingkat ANSI/ISEA 105-2016:
- A1 (200-499 gram): Untuk pekerjaan ringan seperti perakitan komponen kecil.
- A2 (500-999 gram): Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya medium seperti di industri pengemasan, gudang, kehutanan, konstruksi, dan sebagainya.
- A3 (1000-1499 gram): Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya medium seperti A2.
- A4 (1500-2199 gram): Cocok untuk pekerjaan dengan potongan risiko sedang, seperti fabrikasi logam.
- A5 (2200 – 2999 gram): Cocok untuk pekerjaan dengan potensi bahaya menengah ke tinggi seperti pemasangan drywall, kelistrikan, pemasangan karpet, high visibilitas safety apparel (HVAC), industri kayu dan kertas, dan sebagainya.
- A6 (3000-3999 gram): Digunakan untuk potensi bahaya tekrena potongan tingkat tinggi seperti daur ulang logam , industri kayu, dan kertas, fabrikasi logam, dsb.
- A7 (4000-4999 gram): Potensi bahaya terkena potongan tingkat tinggi seperti di industri stamping logam, fabrkasi logam, proses penanganan pangan, dsb.
- A8 (5000 – 5999 gram): Digunakan untuk potensi bahaya sayatan tinggi seperti di industri kayu dan kertas, perakitan komponen otomotif, dsb.
- A9 (6000+ gram): Digunakan untuk pekerjaan berat seperti daur ulang logam atau pengolahan daging.
Standar EN 388
Standar EN 388 mengukur ketahanan sarung tangan terhadap empat jenis risiko: abrasi, potongan, robekan, dan tusukan. Revisi terbaru juga mencakup metode uji ISO 13997 (TDM) untuk mengukur ketahanan potongan dengan lebih akurat.
Kode EN 388:
- Abrasi: Tingkat 1-4
- Potongan: Level A-F (menggunakan metode TDM)
- Robekan: Tingkat 1-4
- Tusukan: Tingkat 1-4
Misalnya, sarung tangan dengan kode 4X42F memiliki ketahanan abrasi tertinggi (4), tidak diuji dengan metode lama (X), ketahanan robekan sedang (4), ketahanan tusukan sedang (2), dan ketahanan potongan tertinggi (F).
Perbedaan Utama ANSI/ISEA dan EN 388
-
Metode Pengujian
ANSI menggunakan satu mesin (TDM-100). Sementara standar EN menggunakan dua metode: Coupe Test dan ISO 13997 (TDM). -
Klasifikasi
ANSI menggunakan skala numerik (A1-A9). Sementara standar EN menggunakan huruf (A-F) untuk potongan. -
Fokus Regional
ANSI lebih banyak digunakan di Amerika. Sementara standar EN adalah standar utama di Eropa.
Tips Memilih Sarung Tangan Safety
-
Identifikasi Risiko Pekerjaan
Tentukan apakah pekerjaan Anda melibatkan risiko potongan, tusukan, atau abrasi. -
Periksa Standar Label
Pastikan sarung tangan memiliki kode sesuai standar ANSI/ISEA atau EN 388. -
Pilih Level yang Sesuai
Jangan memilih sarung tangan dengan tingkat perlindungan terlalu rendah atau terlalu tinggi, karena dapat mempengaruhi kenyamanan dan efisiensi kerja.
Memahami standar keselamatan sarung tangan seperti ANSI/ISEA 105-2016 dan EN 388 sangat penting untuk memastikan perlindungan maksimal di tempat kerja. Dengan memilih sarung tangan yang sesuai standar dan kebutuhan, Anda dapat mengurangi risiko cedera tangan secara signifikan.
Baca artikel terkait: